manfaat NLP

0
NLP adalah pengetahuan yang relatif baru dibandingkan dengan Hypnosis yang sudah dikenal sejak abad ke 19. NLP lahir pada awal tahun 70an dari suatu kelompok group studi yang dipelopori oleh Richard Bandler dan John Grinder.
Walaupun NLP pada hari ini sudah sangat populer, akan tetapi tidak setiap orang dapat “menggambarkan” dengan jelas apakah sebenarnya NLP itu ? Apa manfaatnya ? Apakah NLP sama dengan Hypnosis ? Dan masih banyak pertanyaan lainnya.
Artikel ini secara khusus akan memaparkan apakah manfaat teknik NLP bagi seorang Hipnoterapis, setidaknya suatu paparan umum dari kacamata subyektif saya sebagai seorang Hipnoterapis yang juga mempelajari pengetahuan NLP.
***
NLP banyak membahas berbagai hal yang terkait dengan komunikasi, serta stuktur suatu pengalaman subyektif manusia, sedangkan hipnoterapi adalah suatu seni komunikasi untuk mengakses dan mendaya-gunakan pikiran bawah sadar. Oleh karena itu sangat banyak teknik dan pengertian yang berasal dari pengetahuan NLP yang sangat mendukung kegiatan yang dilakukan oleh seorang Hipnoterapis, khususnya saat menghadapi klien. Hal-hal tersebut antara lain adalah :
Building Rapport : Seorang Hipnoterapis harus trampil untuk membangun ”rapport” atau kedekatan dengan klien di tingkatan pikiran bawah sadar, atau disebut juga sebagai ”connectednes”. Dengan rapport yang baik antara Hipnoterapis dan klien, maka berbagai proses akan berlangsung relatif lebih mudah, mulai dari mencari tahu detail permasalahan klien, sampai dengan berbagai tahapan pada proses treatment (induction, deepening, therapeutic suggestion, dst.). Kegagalan seorang Hipnoterapis pada umumnya dimulai dari tidak trampilnya yang bersangkutan membangun rapport terhadap klien. NLP mengajarkan bagaimana cara membangun Rapport, antara lain melalui teknik pacing (penyamaan), baik verbal pacing maupun non verbal pacing.
Representational System : Hipnoterapi berkaitan erat dengan ”script” atau suatu rangkaian kata yang disusun untuk suatu kebutuhan tertentu dalam proses Hipnoterapi. Suatu script harus benar-benar sesuai dengan Representational System utama yang dimiliki klien. Seorang klien yang bukan dari tipe visual tentu tidak tepat jika diimplementasikan script yang bersifat visual. Seorang Hipnoterapis harus trampil untuk mengenali Representational System utama dari seorang klien. NLP mengajarkan bagaimana mengenali Representational System dari klien melalui kata dan frasa dominan yang diucapkannya.
Frame : Seorang Hipnoterapi harus trampil memainkan ”frame” atau bingkai komunikasi, NLP mengajarkan berbagai frame dan penggunaannya yang akan sangat membantu seorang Hipnoterapist dalam melakukan ”leading” terhadap klien.
Well-Formed Outcome (WFO) : Hipnoterapis harus dapat memandu klien untuk menemukan “apa yang diinginkan” dalam sesi terapi dimaksud, atau disebut juga Outcome. NLP mengajarkan perumusan Well-Formed Outcome (WFO) yang dapat juga diterapkan kepada klien, sehingga target yang akan diraih klien benar-benat masuk akal dan memiliki tahapan-tahapan yang jelas.
Meta Model : Hipnoterapis harus memiliki kemampuan untuk mengurai permasalahan klien secara presisi, sehingga Hipnoterapis dapat menentukan teknik terapeutik yang sesuai. NLP mengajarkan prinsip Meta Model yang dapat membantu Hipnoterapis terutama saat interview awal. Selain membantu mengurai permasalahan, Meta Model juga dapat membantu klien untuk memahami hal-hal atau sumber daya yang selama ini tidak terpikirkan karena terbungkus oleh permasalahan.
Milton Model : Seorang Hipnoterapis tentu saja harus piawai memainkan bahasa yang hypnotic, tidak saja pada sesi konvensional (induction, therapeutic suggestion, dll) melainkan juga di setiap kesempatan berkomunikasi dengan klien. NLP mengajarkan Milton Model sebagai suatu pola bahasa yang dimodel dari seorang Hipnoterapis legendaris yaitu Milton H. Erickson.
Submodalities : Pengalaman manusia terekam di pikiran bawah sadar dengan cara khusus dan menghasilkan kualitas modalitas atau submodalities dengan struktur tertentu yang mempengaruhi persepsi atas pengalaman dimaksud. Mengubah struktur submodalities ini dapat merubah persepsi, sehingga dapat menghasilkan efek therapeutic. NLP mengajarkan pengertian pemodelan pikiran bawah sadar yang disebut dengan submodalities, serta metode intervensinya, sehingga melahirkan banyak teknik turunannya (Anchor, Circle of Excelence, Fast Phobia Cure, dll.).
Tentu masih sangat banyak metode dan teknik NLP yang dapat dikaitkan dengan Hipnoterapi.
***
Seorang Hipnoterapis bahkan seharusnya memiliki Attitude sesuai dengan 4 Pilar NLP, yaitu :
Outcome : Hipnoterapis harus memiliki outcome yang jelas untuk setiap langkah yang dilakukannya dalam proses hipnoterapi.
Sensory Acuity Based : Hipnoterapis harus memiliki kepekaan indrawi, karena hipnoterapi sangat terkait dengan ”trance”, dimana trance sangat terkait dengan kepekaan indrawi Hipnoterapis.
Flexibility : Salah satu prinsip hipnoterapi modern adalah ”Accept and Utilize”, dimana untuk dapat menerapkan prinsip ini tentu dibutuhkan fleksibilitas yang luar biasa dari seorang Hipnoterapis.
Rapport : Hipnoterapi adalah verbal terapi, dimana hubungan kedekatan (rapport) atau keterhubungan (connectedness) antara Hipnoterapis dengan klien sangat menentukan suksesnya suatu sesi terapi. Hipnoterapis harus piawai dalam menjalin rapport terhadap klien.
***
Dari uraian di atas, maka dapat dipahami dengan jelas bahwa hipnoterapi moderen dan NLP bagaikan 2 sisi keping mata uang logam. Seorang Hipnoterapis akan mengalami peningkatan kemampuan yang significant jika memiliki pemahaman pengetahuan NLP yang baik.
Sebaliknya seorang NLPer akan dapat memahami keilmuan NLP secara baik jika dapat memahami fenomena trance secara baik pula.